Cuaca Jelek, BBM Opsi Terakhir untuk PLTU

Business Inspiration (27/1)—Sehubungan dengan cuaca ekstrem maka Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) mengupayakan pasokan batu bara ke PLTU (pembangkit listrik tenaga uap) terjaga. Dan kalau pasokan dari PLTU berkurang karena kapasitas batubara berkurang, akan memaksimalkan penggunaan gas. “Kalau pun gas masih kurang, maka kita dengan sangat, sangat terpaksa menggunakan BBM. Itu adalah opsi terakhir,” ungkap Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana.
Upaya lainnya adalah mengganti penggunaan tongkang dengan kapal untuk pengiriman batubara dan menggeser atau menjadwal ulang waktu perawatan pembangkit.
Menurut Rida, pihaknya sudah mengingatkan PLN dan IPP untuk mengantisipasi terjadinya cuaca ekstrem.
“Tujuan kita adalah menjamin tidak ada potensi pemadaman. Kita ingin menjamin listrik selalu tersedia di mana pun. Per Oktober lalu kita sudah ingatkan ke PLN dan IPP agar mereka mengamankan supply chain,” kata Rida.
Sementara itu, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin menegaskan semua perusahaan produsen batubara telah menyampaikan komitmennya untuk memenuhi kewajiban pemenuhan kebutuhan batubara dalam negeri.
“Semua perusahaan pemasok batubara kepada PLN sudah katakan komitmennya untuk penuni kewajibannya pada waktu yang disepakati,” pungkas Ridwan.
Mekanisme kewajiban pasok ke dalam negeri (domestic market obligation/DMO) mewajibkan secara tahunan kepada pemasok batubara untuk mengalokasikan 25 persen dari produksinya untuk pasar dalam negeri, khususnya untuk kepentingan pembangkitan listrik.
Antaranews.com